Artikel
Catatan dari Diskusi Kasus Seksi Psikoterapi 18 Mei 2023

Catatan dari Diskusi Kasus Seksi Psikoterapi 18 Mei 2023

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 24 Mei 2023

Manusia membutuhkan liyan (others) yang rela sejalan dengannya. “Diri”, ego, dan self, masing-masing terkait dengan periode kesejarahannya sendiri, tidak serta merta mengusung gagasan yang sama. Namun ketiga-tiganya mewakili suatu perasaan atau penghayatan pada manusia, bahwa ia ada. Rasa “ada” ini disertai rasa “punya kuasa, dapat mengontrol”, betapapun nisbinya. Carolyn Ellman dan Joseph Reppen, dalam Fantasies and the Vulnerable Self (1997), membahas betapa keberadaan manusia tidak lepas dari fantasies of omnipotence, mimpi serba berkuasa, yang ia perlukan karena sejak lahir tak berdaya dan mengalami bergantung pada pihak lain untuk dapat melanjutkan kehidupan. Tindakan berulang melukai tubuh secara terbatas, yang dilakukan oleh seorang perempuan yang meminta bantuan psikiater, dapat menjadi penggelaran pengalaman “diriku ada, punya kuasa atas diri sendiri”, yang diperlukan untuk sejenak menepis derita dari “diriku tiada dan semuanya hanya hampa”.

Readmore »
Psikoterapi Otak Kanan (Part 1)

Psikoterapi Otak Kanan (Part 1)

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 15 Mei 2023

Teori perpautan hari kini, contemporary attachment theory, adalah penjelasan tentang bagaimana regulasi afek berlangsung pada bayi atau anak dalam relasi psikobiologis nonverbal, emosional, intersubjektif, implisit atau nirsadar, dengan pengasuh utamanya. Proses-proses di sana berlangsung dalam time frames atau hitungan waktu antara satu per ribuan detik hingga tiga detik. Begitu cepat, nirsadar. Relasi perpautan ini melibatkan hemisferium kanan ibu dan anak, bukan relasi left brain-to-left brain yang bertitik berat kognitif dan mengandalkan komunikasi verbal. Demikian inilah ringkasan simpulan dari rangkaian studi eksperimental dan studi pustaka yang luas, yang antara lain dilakukan oleh Allan Schore, dkk., setidak-tidaknya sejak tahun 1994 (Schore, 2022). Neuropsikoanalis dari UCLA Los Angeles itu membedakan teori attachment kontemporer dan teori perpautan klasik yang baginya terhayati lebih bertitik berat pada gagasan relasional kognitif dan eksplisit.

Readmore »
Psikoterapi Otak Kanan (Part 2)

Psikoterapi Otak Kanan (Part 2)

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 15 Mei 2023

Psikoterapi adalah sinkronisasi dua subjek, yang terutama melibatkan kedua hemisferium kanan mereka. Peristiwa ini berlangsung dalam relasi komunikatif emosional, timbal balik, nirkata dan lebih terkait dengan ekspresi-ekspresi manusiawi melalui wajah dan tubuh (facial visual), suara dan irama (crescendos dan decrescendos) di seputar pengucapan kata-kata (auditory prosodic), dan pengalaman badaniah sepanjang komunikasi (tactile gestural),dengan time frames yang sangat cepat. Tatkala pengartiannya demikian, timbullah keperluan akan data dari neuroimaging yang dilakukan pada saat relasi kedua otak kanan berlangsung.

Readmore »
Ingat Bachtiar Lubis

Ingat Bachtiar Lubis

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 05 Mei 2023

Tidak jarang terapis berbicara sendiri, kendati ia sedang berbicara dengan pasiennya. Keterpisahan atau ketakterhubungan ini dapat terjadi. Bachtiar Lubis berulang mengatakan kepada penulis, di tengah beberapa tahun beliau membimbing penulisan disertasi, bahwa understanding, yang acap kali dirasakan sebagai “mengerti” oleh terapis tentang pasiennya, hanyalah bermakna apabila penyampaiannya menyudikan sang pasien untuk membuka diri terhadapnya, dan membiarkan dirinya dipengaruhi olehnya. Mengerti yang diucapkan itu menghubungkan pasien dan terapis. Di tahun-tahun antara 2005 dan 2007 itu, terasakan betapa sulit memahami pengajaran ini.

Readmore »
Sombong, Bebal

Sombong, Bebal

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 14 April 2023

Martin Jacques, seorang jurnalis, editor, dan akademisi dari Inggris, pandangannya luas, karena tatkala berupaya memahami suatu fenomena sosial ia senantiasa memerhatikan sejarah dan budaya. Seperti serupa dengan dokter yang berusaha mengerti simtom pada pasien dengan selalu memperhitungkan data dari anamnesis, serta dari kebiasaan dan kultur dalam kehidupan pasien.

Intelektual Inggris itu mengujarkan betapa dua keadaan ini, arrogance dan ignorance, sungguh menghambat pemahaman yang cukup baik. Kesombongan dan kebebalan bagaikan dua sisi dari sebuah koin. Kesombongan atau arogansi membendung arus masuk pengetahuan dan pengertian. Sedangkan kebebalan atau ignorance adalah miskinnya pengetahuan dan pengertian sebagai akibat dari keengganan untuk membuka diri agar dapat menerima mereka. Agaknya keangkuhan dan kebebalan kedua-duanya hampir serupa. Antitesis bagi mereka sekaligus, adalah kerendahhatian.

Readmore »
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |