Artikel
Evaluasi Kecakapan Jiwa Tersangka Korupsi Pasca Stroke. (Tinjauan dari Psikiatri Forensik)

Evaluasi Kecakapan Jiwa Tersangka Korupsi Pasca Stroke. (Tinjauan dari Psikiatri Forensik)

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 03 September 2024

Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam proses penegakan hukum, salah satu aspek yang tak kalah penting adalah evaluasi kecakapan jiwa tersangka. Hal ini menjadi lebih kompleks ketika tersangka mengalami kondisi kesehatan seperti stroke. Stroke dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan emosional individu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi proses hukum dan pertanggungjawaban mereka. Artikel ini akan membahas pentingnya evaluasi kecakapan jiwa bagi tersangka korupsi yang mengalami stroke, serta dampaknya terhadap proses peradilan.

Readmore »
Tanggung Jawab Sosial Psikiater (Sekelumit Pemikiran Awal)

Tanggung Jawab Sosial Psikiater (Sekelumit Pemikiran Awal)

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 20 Juli 2024

Pernah terlintas dalam khazanah mental, ihwal “tanggung jawab sosial psikiater”, _psychiatrist’s social responsibility_. Hal ini menggugat kemapanan di dalam klinik dan di dalam laboratorium. Psikiater ikut memikirkan masalah-masalah sosial-kultural, bahkan politis, di luar tembok-tembok klinik dan rumah sakit, berkarya di dalamnya, tetap sebagai _mental health helper_ yang bukan politisi. Misalnya, hasil studi Badan Pusat Statistik (BPS) yang diumumkan pada 15 Juli 2024 (_vide_ Koran Tempo, 18 Juli 2024), menegaskan bahwa indeks perilaku antikorupsi (IPAK) di Indonesia menurun. Pada rentangan antara nol (yang menggambarkan perilaku anti terhadap korupsi yang terendah) hingga 5 (yang mewakili tingkat tertinggi perilaku anti terhadap rasuah), skor tahun lalu adalah 3,92; tetapi tahun ini menurun, menjadi 3,85. Penurunan indeks ini bermaknakan sikap masyarakat yang kian “mengiyakan” korupsi, permisif terhadap rasuah. Sepeduli apakah psikiater dan organisasi psikiater terhadap masalah demikian?

Readmore »
Sederhananya Psikoanalisis

Sederhananya Psikoanalisis

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 23 Mei 2024

Pada tingkat pemahaman dan penghayatan agak dalam, mungkin, psikoanalisis (dan neuropsikoanalisis) terasa sederhana. Beberapa hal berikut barangkali dapat ikut menggambarkannya.

Readmore »
Mencoba menerangkan “yang nirsadar” dengan sederhana

Mencoba menerangkan “yang nirsadar” dengan sederhana

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 04 Maret 2024

“Yang nirsadar” adalah kebiasaan-kebiasaan. Lebih lugas, ia adalah keterbiasaan-keterbiasaan. Bukan operasi memori deklaratif, yang sengaja (secara sadar) diupayakan, melainkan kerja ingatan prosedural, yang begitu saja terejawantah. Performa seseorang mengendarai kereta angin adalah sebuah contoh nyata dari operasi yang nirsadar. Dengan menyaksikan penampilan itu, dapat diraih pengetahuan tentang keterbiasaan-keterbiasaannya. Begitu pun dengan mengendarai mobil. Seorang pasien mengatakan bahwa tatkala mengendarai mobil di jalan-jalan umum, hatinya sering jengkel, marah, kepada para pengendara kendaraan lain. Tidak jarang ia mengumpat, walaupun hal itu ia lakukan seorang diri di dalam mobilnya. Mungkin performa nirsadar ini bercerita tentang bagaimana ia menjalani relasi dengan liyan. Ia cenderung menghayati liyan sebagai pesaing, bahkan musuh, yang merugikannya. Semacam performa paranoid.

Readmore »
Hati Nurani

Hati Nurani

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 26 Februari 2024

Mengapa manusia dapat seperti “sebegitu percaya diri untuk melanggar hukum dan menyalahgunakan kekuasaan”? Manusia dapat mengalami omnipotensi. Semacam kepercayaan ilusif dan delusif bahwa diri sedemikian berkuasa, dan karenanya akan aman-aman saja dalam menggunakan kekuasaan dengan cara apa pun.

Readmore »
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |